“Kinerja Polantas di Mata Masyarakat”
"Kami siap melayani anda".
Kalimat
di atas selalu terpampang hampir di setiap kantor polisi di negara ini. Kalau
bertanya, seperti apa bentuk pelayanan polisi?
Polisi yang melayani itu seperti apa?
Polisi
sebagai pelindung, pengayom, pelayanan, penegak hukum yang garis merahnya
adalah untuk memanusiakan manusia dengan mengangkat harkat dan martabat
manusia.
Berbicara
tentang kinerja, mutu kinerja polri sendiri memiliki berbagai penilaian positif
dan negatif dari masyarakat Indonesia. Karena baik buruk citra polri tergantung
dari masyarakat dan anggota kepolisian itu sendiri. Apakah masyarakat bersikap
apatis, kritis atau juga puas atas kinerja polri yang selama ini telah dilaksanakan.
Tercorengnya
citra polri dimasyarakat disebabkan oleh oknum polri yang melanggar aturan yang
sudah tercantum dalam UUD, secara nyata sebagai contoh umum yang pernah
dipublikasikan oleh beberapa media Informasi di indonesia salah satunya adalah penerimaan
suap yang dilakukan oknum polisi oleh pelanggar lalu lintas.
Pemberitaan
ini menjadi makanan pokok masyarakat indonesia setiap harinya. Polantas yang
seharusnya menegakan peraturan yang berlaku terhadap pelanggaran berkendara
malah membuat masyarakat menjadi konsumen dari pelanggaran lalu lintas itu
sendiri.
Melihat
kinerja polantas yang seperti ini mayoritas masyarakat bukan taat terhadap lalu
lintas malah semakin amburadul. Opini yang diasumsi bahwa polantas bisa diajak
negosiasi dengan mudah jika masyarakat melanggar rambu-rambu lalu lintas. Semua
bisa diselesaikan dengan sejumlah uang saja. Inilah citra yang dibangun di
kalangan masyarakat terhadap kinerja polantas selama ini.
Realitas
kinerja Polri membutuhkan adanya partisipasi masyarakat untuk membangun bersama
sebuah lingkungan yang aman. Tuntutan Profesional, Proporsional, humanis merupakan
wujud dari kinerja polri dimata masyarakat. Pisahnya antara Polri dengan TNI,
suatu titik terang bahwa militerisme sudah ditinggalkan polri, adaptasi pun
segera dilaksanakan dengan proporsional tugas sebagai petugas penegak hukum
dibidang keamanan bukan pertahanan.
Dengan moto tugas polri yaitu polisi sebagai
pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat, apakah bisa mewujudkannya? atau
hanya menjadi asa masyarakat saja?
Kritikan merupakan sebuah kunci kesuksesan
untuk memperbaiki kesalahan yang ada dan Saran merupakan rencana kedepan untuk
menjadi lebih baik dari yang sebelumnya serta puas adalah nilai plus dari
kinerja yang telah dilaksanakan.
Masyarakat adalah penilai utama kinerja polri. Kinerja sendiri berkaitan
erat dengan manajemen, untuk instansi polri memiliki kinerja yang akan lebih
baik atau menjadi yang terbaik untuk kedepannya. Masyarakat akan selalu menanti
dan menunggu bukti nyatanya secepatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar